Jakarta - Gempa 8,9 skala richter yang disusul tsunami Jepang, dinilai tak berpengaruh pada kinerja produksi PT Astra Internasional. Saham ASII ini, justru ditargetkan mencapai Rp100 ribu akhir 2011.
Pada perdagangan Selasa (15/3) pukul 13.05 saham ASII ditransaksikan melemah Rp1.300 (2,34%) ke level Rp54.050. Saham ini tak luput dari aksi panic selling investor akibat ledakan reaktor nuklir Jepang untuk ketiga kalinya.
Senior researcher HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, gempa 9 skala richter Jepang yang disusul tsunami tidak berpengaruh negatif pada kinerja emiten PT Astra Internasional (ASII). Meskipun, bencana terbesar sejak perang dunia II itu juga menimbulkan kebocoran reaktor nuklir Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Jepang.
Pasalnya, menurut Yuganur, produksi mobil Astra tidak di Jepang melainkan di Thailand dan Indonesia. Apalagi komponen mobil yang diproduksi Astra, lebih banyak dibuat di dalam negeri. “Konsumen kendaraan buatan Astra, juga berasal dari dalam negeri (Indonesia),” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (15/3).
Dia menegaskan, komponen yang dibuat di Jepang hanya untuk jenis mobil mahal seperti Toyota Crown yang harganya di atas Rp1 miliar. Sementara untuk Avanza dan Innova, diproduksi di Indonesia dan Thailand. Artinya, kalaupun Astra mengimpor bahan baku, pasti berasal dari Thailand dan bukan Jepang. “Jepang, hanya sebagai pemilik merek saja,” tandas Yuga.
Yuganur yakin, saham ASII akan terus menguat ke depannya. Untuk jangka pendek, saham ini bertenaga naik ke atas level Rp56.000. “Hingga akhir tahun, saham ASII bisa menguat ke level Rp80.000-100.000,” imbuh Yuga.
Sebelumnya, Chief of Corporate Commnuication PT Astra International (ASII) Arief Istanto mengatakan, dampak gempa bumi 9 skala richter yang terjadi di Jepang pada Jumat (11/3) lalu terhadap produksi kendaraan roda empat dan roda dua Astra masih kecil. "Basis produksi kendaraan roda empat dan roda dua berada di Thailand dan Jakarta," kata Arief dalam pesan singkatnya.







0 komentar:
Posting Komentar